![]() |
Source: Asian Agri |
Ketika mulai dilahirkan dengan nama Raja Garuda Mas pada 1973, Royal Golden Eagle (RGE) belum sebesar sekarang. Mereka masih merupakan perusahaan dengan skala nasional. Namun, berkat budaya riset dan pengembangan yang kuat, Royal Golden Eagle maju pesat.
Sekarang Royal Golden Eagle telah tumbuh menjadi korporasi skala internasional. Mereka mempunyai anak perusahaan serta mempunyai cabang di beberapa negara abnormal ibarat Malaysia, Singapura, Filipina, Tiongkok, Brasil, Kanada, hingga Finlandia.
Bukan hanya itu, aset grup yang berjulukan awal Raja Garuda Mas ini ikut berkembang pesat. Kini nilai aset RGE ditaksir mencapai 18 miliar dollar Amerika Serikat.
Manfaat yang dirasakan publik dengan keberadaannya juga sangat besar. Paling sederhana terkait pembukaan lapangan kerja. Royal Golden Eagle sanggup membuka kesempatan bekerja untuk sekitar 60 ribu orang.
Kesuksesan Royal Golden Eagle berbagi dirinya tak lepas dari semangat terus maju yang dimiliki. Hal itu diwujudkan secara kasatmata dalam forum Research & Development yang dimiliki semua anak perusahaan RGE.
Keberadaan R&D di sana juga tidak main-main. Royal Golden Eagle dengan serius mengakibatkan R&D sebagai departemen yang berarti penting. Hal itu ditunjukkan dengan pemberian akomodasi yang memadai untuk aktivitas mulai dari peralatan riset hingga laboratorium. Selain itu, orang-orang yang menjalankannya juga dipastikan kompeten.
Tidak mengherankan, tunjangan maksimal yang diberikan menciptakan tim R&D RGE sering menghasilkan sejumlah terobosan penting. Hasil riset yang dijalankan bahkan berperan penting dalam memajukan perusahaan.
Contoh kasatmata ada di salah satu anak perusahaan RGE, APRIL Group. Lini bisnis Royal Golden Eagle yang bergerak dalam industri pulp and paper ini mempunyai departemen R&D yang mumpuni. Merekalah yang berperan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Di dalam departemen R&D APRIL terdapat sejumlah personel kompeten. Mereka mempekerjakan 160 tenaga jago profesional. Dari jumlah itu, 15 di antara menyandang gelar doktor.
Royal Golden Eagle juga berinvestasi besar dalam menyediakan akomodasi R&D terbaik. APRIL mengoperasikan sebuah sentra penelitian berkualitas di Pangkalan Kerinci. Di dalamnya terdapat tiga laboratorium berbeda yang semuanya berkontribusi kepada wawasan dan analisis untuk meningkatkan proses produksi. Adapun tiga laboratorium tersebut yaitu Lab Tanah, Lab Kultur Jaringan, Lab Near Infrared Reflective Analysis (NIRA).
Lab Tanah bekerja menganalisis adonan hara tanah dan menghasilkan banyak sekali indikator ibarat berapa banyak pupuk yang dibutuhkan. Sedangkan Lab Kultur Jaringan bekerja dalam ranah kloning material genetik berperforma tinggi untuk berbagi produk unggulan. Sementara itu. Lab NIRA memakai teknologi yang berasal dari industri nutrien untuk menganalisis dan memprediksi tingkat pertumbuhan pohon, kerapatan dasar serta hasil pulp.
Berkat tunjangan optimal tersebut, hasil pekerjaan R&D bermanfaat besar bagi perusahaan. Salah satu misalnya yaitu peningkatan hasil perkebunan akasia mangium yang menjadi materi baku pulp and paper.
Setiap tahun, hasil perkebunan akasia mangium APRIL mengalami peningkatan. Pada 1996, anak perusahaan grup yang lahir dengan nama Raja Garuda Mas ini bisa menghasilkan kayu sebanyak 22 meter kubik per hektare. Namun, berkat terobosan dari tim R&D, produksinya melonjak hingga mencapai 32 meter kubik per tahun 2010.
Meski begitu, ibarat halnya spirit riset yang selalu ingin mencari solusi lebih baik, Royal Golden Eagle tidak pernah puas. APRIL kemudian menargetkan bisa meningkatkan hasil perkebunan akasia mangium menjadi hingga 35 meter kubik per hektare pada 2020 nanti.
Perkembangan ini juga berdampak positif terhadap kelestarian lingkungan. APRIL Group bisa dengan gampang menciptakan hutan tumbuhan industri yang dijalankan dengan prinsip-prinsip berkelanjutan.
Untuk bibit, nursery APRIL dengan tunjangan hasil riset tim R&D bisa menghasilkan dan menanam 200 juta bibit akasia per tahun. Akibatnya semenjak dirintis pada 1993, hutan tumbuhan industri terbarukan anak perusahaan RGE ini telah rampung pada 2014. Akibatnya di badan RGE tidak ada praktik yang tidak ramah lingkungan ibarat membuka hutan sebagai lahan gres atau penebangan pohon ilegal.
CONTOH DARI ANAK PERUSAHAAN LAIN
Bukan hanya tim R&D APRIL Group yang bisa dikedepankan sebagai rujukan departemen riset dan pengembangan yang maju. Royal Golden Eagle memiliki institusi lain dengan level pencapaian sama. Itu ditunjukkan oleh tim R&D Asian Agri.
Asian Agri merupakan salah satu anak perusahaan Royal Golden Eagle yang bergerak dalam industri kelapa sawit. Tentu saja hasil pencapaian tim R&D di sana berkait dengan pengembangan kelapa sawit. Salah satu buah tersuksesnya yaitu menghasilkan bibit kelapa sawit unggulan, Topaz.
Benih unggul ibarat Topaz menjadi perhatian serius bagi tim R&D Asian Agri alasannya menentukan kesuksesan investasi kelapa sawit. Salah menentukan benih akan berdampak hingga 20 hingga 25 tahun saat masa penanaman ulang hadir.
Oleh alasannya itu, tim R&D Asian Agri berbagi hibrida Topaz. Di dalam bibit ini ada banyak manfaat yang bisa dipetik. Potensi hasil tandan buah segar dan minyak akan tinggi. Selain itu, hasil produksi sudah baik semenjak panen pertama. Semua masih ditambah dengan pertumbuhan meninggi pohon yang lambat dan kemampuan kelapa sawit mengikuti keadaan di tanah yang kurang bagus.
Keberhasilan tim R&D anak perusahaan Royal Golden Eagle tersebut tak lepas dari keseriusan upaya menghasilkan bibit yang baik. Sejak 1996, Oil Palm Research Station Didirikan di Topaz Riau. Mereka bertugas melaksanakan aktivitas kegiatan seleksi dan pemuliaan serta produksi benih unggul kelapa sawit.
Akhirnya pada 2004, bibit Topaz dihasilkan. Setelah terbukti kualitasnya, Asian Agri kemudian mendistribusikan Topaz untuk publik. Pada 2015, anak perusahaan RGE ini telah menyalurkan lebih dari 130 juta benih dalam bentuk kecambah kepada perkebunan besar, petani plasma, dan petani swadaya di seluruh Indonesia. Bahkan bibit Topaz juga dieskpor ke luar negeri.
RGE mengizinkan Topaz dilepas ke publik alasannya mereka memang mempunyai misi untuk memberi manfaat kepada khalayak. Hal tersebut tertuang secara kasatmata dalam prinsip kerja perusahaan yang dinamai 4C.
Di dalam prinsip 4C terdapat instruksi bagi seluruh perusahaan di bawah naungan grup Royal Golden Eagle supaya bisa berguna, tidak hanya bagi perusahaan sendiri tapi juga bagi pihak lain. Secara khusus, ada kewajiban bagi semua anak perjuangan grup yang pernah berjulukan Raja Garuda Mas tersebut untuk memberi manfaat kepada masyarakat, negara, serta aktif menjaga keseimbangan iklim.
Langkah kasatmata lain yang dilaksanakan oleh Asian Agri untuk memberi manfaat kepada pihak lain yaitu kemauan untuk membuka konsultansi. Departemen riset dan pengembangannya yang dinamai sebagai AA R&D Centre aktif menawarkan layanan teknis dan training kepada publik. Mereka bisa memberi training untuk meningkatkan pengetahuan, kepedulian, dan keterampilan dalam menerapkan paket teknologi untuk memaksimalkan faktor-faktor biotik dan abiotik dalam menghasilkan panen yang tinggi dan lestari.
Sedemikian besar manfaatnya, tidak mengherankan Royal Golden Eagle selalu memberi tunjangan terhadap riset dan pengembangan di dalam perusahaannya. Dua hal itulah yang terbukti kasatmata menjadi pendorong bagi RGE untuk meraih kemajuan ibarat sekarang.
Tidak ada komentar