Beberapa hari ini saya tertarik mendengar isu dari banyak sekali sumber mengenai Ojek Online. Saya pun mencari beberapa info yang sangat menarik untuk disimak sebagai berikut.
"Fenomena ojek online kini makin digemari. Kita akan gampang menemui warna hijau di jalan. Ojek online tidak sanggup dipesan eksklusif menyerupai ojek pangkalan, melainkan harus memakai aplikasi yang terdapat di dalam handphone untuk memakai jasanya.
Sebelum kehadiran Gojek dan Grab Bike, telah hadir ojek lain yang memakai pesanan melalui telepon. Ojek tersebut sanggup dipesan melalui telepon dan harga sudah sesuai dengan jarak tempuh yang dituju. Jika pesan ojek di pangkalan kita akan bermain tawar menawar harga, reaksi muka cemberut, kesel akan terlihat diantara tukang ojek dan penumpang yang tidak setuju dengan harga. Dengan kehadiran ojek online tawar menawar harga tidak ada, melainkan memberi pelayanan dengan baik.
Kata ojek sudah tidak gila lagi bagi masyarakat Indonesia yang memakai kendaraan roda dua atau sepeda. Ojek hadir di tengah masyarakat untuk yang membutuhkan waktu cepat, apalagi dikala melewati kemacetan atau masuk gang di Kota Jakarta. Ojek sendiri dalam transportasi umum tidak diakui pemerintah, alasannya yaitu kendaraan roda dua ini tidak difungsikan sebagai moda transportasi umum.
Ojek gampang ditemui di kota besar seperti, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Semarang. Mengikuti perkembangan ojek dikala ini, telah berubah menjadi mata pencaharian yang menjanjikan, dengan bergabung ojek online kita akan mempunyai penghasilan pemanis dan tidak terikat waktu bekerja.
Sejarah Ojek
Menurut historia.id, ojek bukanlah barang gres melainkan sudah usang hadir di Indonesia. Ojek sendiri berasal dari kata “objek” yang kemudian dijadikan kata kerja dengan logat Jawa menjadi ‘ngojek’. Saat itu alat transportasi ojek memakai sepeda dan berkembang semenjak 1969 di pedesaan Jawa Tengah. Infrastruktur di pedesaan Jawa Tengah belum baik dikala itu, banyak orang memperlihatkan jasa ojek sepeda kepada penduduk desa. Sepeda ojek masih sanggup ditemui di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Jakarta sendiri mulai mengenal ojek pada 1970 di Pelabuhan Tanjung Priok. Seiring berjalan waktu, ojek sepeda mulai berkurang alasannya yaitu tersaing oleh angkot. Ojek sepeda di Jakarta masih gampang ditemui terutama di Kota tua.
Alasan Penolakan Ojek Online
Tidak heran dengan kehadiran ojek online menerima penolakan dari ojek konvesional. Penolakan dari tukang konvensional alasannya yaitu melihat ojek online yang masuk ke dalam daerahnya tanpa izin. Kenapa para tukang ojek konvensional menolak? Karena tukang ojek pangkalan bekerja dengan bersaing antar sesama anggota kelompok dan tukang ojek pangkalan melihat ojek online sebagai orang asing. Sehingga penolakan ojek pangkalan hal biasa, alasannya yaitu mereka ingin melindungi dari pihak luar yang menggangu ranah rejekinya.
Jauh sebelum kehadiran Gojek dan Grab Bike telah hadir ojek panggilan melalui SMS/telp, dikala itu belum ada aplikasi android/ios. Kenapa Gojek dan Grab Bike yang ditolak? Dengan gencarnya di media (cetak, TV dan sosial), ojek online menerima porsi isu tinggi dan promosi terus menerus menciptakan masyarakat beralih memakai ojek online, apalagi di dukung dengan teknologi yang sangat mudah.
Apakah ojek online melalui SMS/telp akan menerima penolakan? Tidak, kalau perusahaan tersebut tidak gencar dalam media dan mempunyai ciri khas warna pada helm atau jaket. Para tukang ojek pangkalan tidak mencegat atau menolak ojek selain berwarna hijau, alasannya yaitu ojek tersebut kurang populer di kalangan para tukang ojek pangkalan. Menurut ojek pangkalan, Hadi (30), “Mereka ojek online melalui SMS/telp tersebut tidak populer dibanding Gojek atau Grab Bike. Sehingga kami tidak akan mencegat pengendara motor selain berwarna hijau.”
Saat ini beberapa nama perusahaan ojek online melalui SMS/telp di Jakarta, menyerupai GoGoEx, Ojeku, HandyMantis, Taxijek, Wheel Line, Taksi Bike, Tranjek, Time Keeper dan ojekbintaro. Ojek tersebut tidak ada di dalam aplikasi, Anda harus menghubungi jikalau ingin memakai jasa mereka, harga pun cukup bersaing dengan perusahaan ojek online lainnya. Perbedaan dari perusahaan ojek online selain warna jaket, ada yang memakai argo dan kendaraan roda dua seragam menyerupai pada perusahaan Time Keeper yang memakai motor Honda scoopy.
Terkait kehadiran ojek online melalui SMS/telp/aplikasi jangan disalahkan, melainkan perkembangan teknologi yang tidak sanggup dibendung, sehingga akan muncul bisnis gres yang sanggup membantu kebutuhan masyarakat. Ojek konvensional akan tergerus sendiri seiring dengan teknologi.
Pemerintah juga harus membantu perusahaan yang menyebarkan bisnis online, alasannya yaitu ojek online mempunyai 2 bidang yaitu bisnis online dan bisnis transportasi. Saat ini ojek online tidak mempunyai aturan dan izin memakai sepeda motor sebagai transportasi umum. Masyarakat mendesak Pemerintah untuk menyediakan modal transportasi umum dalam atasi kemacetan dan memberi payung aturan terhadap ojek online yang menerima bahaya dari pihak lainnya."
(Sumber: Historia.id)
Nah kini tergantung dari masyarakat dan khususnya anda untuk oke atau tidaknya. Karena berdasarkan saya, disamping banyak hal negatif, ojek online juga memberi banyak manfaat khususnya ibukota yang selalu bermasalah dengan kemacetan. Ojek online menjadi alternatif untuk Ibukota yang kini penuh sesak oleh kehadiran kendaraan beroda empat pribadi. Makara apakah anda oke dan ingin ikut menjadi pengojek online dengan honor lumayan, atau membiarkan fenomena ini terjadi dan melihat perkembangannya untuk arus kemudian lintas di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar